Kalian pasti tau kan lagunya Tulus ????
Kesan pertama ditelinga, saat aku pertama denger adalah U N I K banget. Ritme yang nggak pernah aku temukan sebelumnya pada penyanyi Indonesia. Dulu, aku nggak pernah mau nyoba denger lagu Indonesia, yang notabene terlalu mengikuti arus, terlalu mainstream dan mengarah ke CaLay (baca : Cah Alay :P). nggak punya identitas dari masing - masing penyanyi. Kecuali Agnezmo, anggun c sasmi, kotak, padi, crisye, raisa, dewa, noah, dkk :p. Nggak maksud mau nge bash atau ngolok - olok sih ya. Secara, aku juga WNI. Makhluk dari Indonesia *bukan alien !*, lahir juga nggak dari Ibukota. Tapi aku punya selera mannnnnn :p.
Liat aja deh, sekarang jamannya bermusik apa adanya bukan ada - apanya ! Pakek kata - kata aja cuma seadanya dengan nada yang membosankan gitu-gitu aja. Kualitas buruk, setengah - setengah aja, dibentuk sama dibubarin nggak ada yang tau, ngeluarin lagu keseringan.
Dulu dari J-Pop terus beralih ke fenomena lagu melayu, dangdut remix, K-pop, dan sekarang parahnya dangdut koplo. -____________-
Man !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
adek aku aja sekarang nyanyi-nya oplosannnn !!!!! For God shake !! Dia baru 4 taun. Prihatin banget pokoknya -_-
Cukup curcolnya, sekarang back to Tulus :D
Nah, lagu dari abang Tulus yang cukup nge-booming ini judulnya SEPATU
nah, kenapa musti Sepatu ? Nggak sendal aja ? sweater ? atau beha ? *timpuk mendoan* aku juga nggak tau. hahahaha.
Judul yang unik tetapi mudah diingat. Suara berkualitas. Nada yang easy listening tetapi nggak membosankan. Ide brilian pastinya !!
Siapa sih yang sampai bisa mikir filosofi sepatu sampai segitunya kecuali abang Tulus ini. Jadi inget Dewi Dee yang memikirkan suatu filosofi dari hal yang paling sederhana.
Dan hebatnya, di 1 album judulnya aneh - aneh semua. Isinya juga sama anehnya. Tapi, aku suka~ entah akunya juga aneh atau gimana.
Lagu galau biasanya, yang nyanyi ikutan ngegalau, nadanya mendayu-dayu. Tulus tu beda. Malah nadanya jadi kayak centil gitu deh.
Cus ke liriknyaaaaaa~~~~~
sepatu
Kita adalah sepasang sepatu
Selalu bersama tak bisa bersatu
Kita mati bagai tak berjiwa
Bergerak karena kaki manusia
Selalu bersama tak bisa bersatu
Kita mati bagai tak berjiwa
Bergerak karena kaki manusia
Aku sang sepatu kanan
Kamu sang sepatu kiri
Ku senang bila diajak berlari kencang
Tapi aku takut kamu kelelahan
Ku tak masalah bila terkena hujan
Tapi aku takut kamu kedinginan
Kamu sang sepatu kiri
Ku senang bila diajak berlari kencang
Tapi aku takut kamu kelelahan
Ku tak masalah bila terkena hujan
Tapi aku takut kamu kedinginan
Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa-apa
Terasa lengkap bila kita berdua
Terasa sedih bila kita di rak berbeda
Di dekatmu kotak bagai nirwana
Tapi saling sentuh pun kita tak berdaya
Tapi tak bisa apa-apa
Terasa lengkap bila kita berdua
Terasa sedih bila kita di rak berbeda
Di dekatmu kotak bagai nirwana
Tapi saling sentuh pun kita tak berdaya
Ku senang bila diajak berlari kencang
Tapi aku takut kamu kelelahan
Ku tak masalah bila terkena hujan
Tapi aku takut kamu kedinginan
Tapi aku takut kamu kelelahan
Ku tak masalah bila terkena hujan
Tapi aku takut kamu kedinginan
Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa-apa
Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa-apa
Terasa lengkap bila kita berdua
Terasa sedih bila kita di rak berbeda
Di dekatmu kotak bagai nirwana
Tapi saling sentuh pun kita tak berdaya
Tapi tak bisa apa-apa
Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa-apa
Terasa lengkap bila kita berdua
Terasa sedih bila kita di rak berbeda
Di dekatmu kotak bagai nirwana
Tapi saling sentuh pun kita tak berdaya
Cinta memang banyak bentuknya
Mungkin tak semua bisa bersatu.
Mungkin tak semua bisa bersatu.
Comments
Post a Comment